PENGERTIAN,
CIRI-CIRI, DAN JENIS-JENIS PANTUN
v PENGERTIAN PANTUN
Pantun merupakan puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari
sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b. Kata “pantun” berasal dari bahasa jawa
kuno yaitu “tuntun”, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun merupakan
sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah, namun juga
mempunyai makna yang penting. Menurut R.O. Winsted, seorang pengkaji budaya
melayu menyatakan bahwa pantun bukanlah sekadar gubahan kata-kata yang
mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian kata indah untuk
menggambarkan kehangatan cinta, kasih sayang, dan rindu dendam penuturnya.
Dengan kata lain, pantun mengandung ide kreatif dan kritis serta padat
kandungan maknanya.
Pantun pada awalnya merupakan karya sastra indonesia lama yang
diungkapkan secara lisan, namun seiring berkembangnya zaman sekarang pantun
mulai diungkapkan tertulis. Pantun sering juga disebut sebagai suatu karya yang
dapat menghibur dan juga mendidik serta juga menegur. Pantun sebagai suatu
ungkapan perasaan dan juga suatu pikiran, dikarenakan ungkapan itu disusun
dengan kata-kata yang sedemikian rupa sehingga dapat sangat menarik untuk
didengar atau juga dibaca. Pantun tersebut menunjukkan bahwa indonesia
mempunyai ciri khas tersendiri untuk dapat mendidik dan juga menyampaikan hal
yang bermanfaat.
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (melayu), dimana tiap baitnya (kuplet) biasanya
terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri
atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan
(sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan isi;
peribahasa atau sindiran”. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), semua
bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu: sampiran dan isi.
Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan
budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan
bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
v CIRI-CIRI PANTUN
Menurut Abdul Rani (2006) menyebutkan bahwa ciri-ciri dari sebuah pantun
adalah sebagai berikut:
o Pantun memiliki bait, setiap bait pantun disusun oleh baris –
baris. Satu bait terdiri dari 4 baris.
o Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
o Setiap baris terdiri dari 4 – 6 kata.
o Setiap bait pantun terdiri atas sampiran dan isi. Baris pertama dan
kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun
sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, namun lebih baik apabila kata –
kata pada sampiran merupakan cerminan dari isi yang hendak disampaikan)
o Pantun bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau
sajak lain)
v STRUKTUR PANTUN
Teks pantun hanya tersusun oleh 2 elemen sehingga menjadi suatu
teks yang utuh, yaitu sebagai berikut:
o
Sampiran:
terletak di 2 baris pertama dan umumnya tidak ada hubungan dengan bagian kedua
(isi).
o
Isi:
terletak di 2 baris terakhir dimana merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Tetapi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi dari pantun, dan
posisi sampiran tidak bisa ditukar dengan isi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana,
fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar
memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk
sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
Air
dalam bertambah dalam
Hujan
di hulu belum lagi teduh
Hati
dendam bertambah dendam
Dendam
dahulu belum lagi sembuh
v SYARAT-SYARAT PANTUN
Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah pantun
adalah sebagai berikut:
o
Satu
bait pantun terdiri dari 4 baris.
o
Baris
ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun.
o
Satu
baris pantun terdiri dari 8 - 12 suku kata.
o
Pantun
bersajak a-b-a-b.
v KAIDAH KEBAHASAAN
TEKS PANTUN
Kaidah kebahasaan yang dipakai dalam teks pantun sangat berbeda
dengan teks anekdot, berikut ciri kebahasaannya:
1.
Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan cocok dalam penggunaannya
guna menyampaikan gagasan sehingga diperoleh dampak tertentu seperti yang
diharapkan.
2.
Bahasa
kiasan
Bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan pelantun untuk
menunjukkan makna secara tidak langsung. Umumnya berupa peribahasa/ungkapan.
3.
Imaji
Imaji adalah penggambaran yang diciptakan oleh pelantun secara
tidak langsung. Sehingga seolah-olah digambarkan dalam teks pantun dapat
dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji
taktil).
4.
Bunyi
Bunyi, biasanya muncul dari kiasan, imaji, serta diksi yang
diciptakan ketika menuturkan pantun. Dalam bunyi, akan terlihat unsur rima (rhyme)
dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun,
sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Bunyi selain untuk
memperindah bunyi pantun, diciptakan juga agar pelantun dan pendengar lebih
mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat
dalam teks pantun.
v JENIS-JENIS PANTUN
Berdasarkan pada siklus kehidupan (usia), pantun dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
Ø Pantun Anak-anak
Pantun anak-anak adalah suatu pantun yang berhubungan dengan
suatu kehidupan pada masa anak-anak. Pantun tersebut dapat menggambarkan
suatu makna kegembiraan maupun kesedihan.
Contoh :
Burung camar di tepi pantai
Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya
Ø Pantun Orang Muda/Remaja
Pantun orang muda/remaja adalah suatu pantun yang berhubungan
dengan suatu kehidupan pada masa muda. Pantun tersebut biasanya berartikan
mengenai perkenalan, hubungan asmara, rumah tangga, dan perasaan (kasih
sayang, iri, dll), serta juga nasib.
Contoh :
Manis
manis segandu gula
Lebih
manis sesendok madu
Manis
manis senyum si janda
Lebih
manis senyum bibirmu
Ø Pantun Orang Tua
Pantun orang tua adalah suatu pantun yang berhubungan dengan
rrang dewasa (tua). Biasanya mengenai suatu adat budaya, agama, nasihat,
dan lain sebagainya.
Contoh :
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Berdasarkan pada segi bentuknya, pantun dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
Ø Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Ø Pantun Seloka (Pantun Berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja,
karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
1.
Baris
kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di
bait kedua.
2.
Baris
kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di
bait ketiga.
3.
Dan
seterusnya.
Contoh :
Bait I :
Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II :
Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Ø Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan
satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan
seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran
dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan
untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran
dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan
untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Contoh pantun seloka 8 baris:
Pergi
merantau ke negeri seberang
Janganlah
lalai membawa makanan
Jika
tersesat ingatlah peta yang dibawa
Serta
jangan malu datangi orang untuk bertanya
Jika
engkau berniat baik kepada semua orang
Niscaya
kebaikan pula yang engkau dapatkan
Sudahlah
engkau akan dapat pahala
Di dunia pun engkau akan hidup bahagia
Ø Pantun Kilat (Karmina)
Ciri-ciri pantun kilat (karmina) adalah sebagai berikut:
1.
Setiap
bait terdiri dua baris.
2.
Baris
pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
3.
Bersajak
a-a.
4.
Setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Berdasarkan pada segi isinya pantun dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
Ø Pantun Jenaka
Pantun jenaka ialah pantun yang berisikan mengenai hal-hal
lucu dan juga menarik.
Contoh :
Pohon
menangis di tepi rawa
Tempat
nenek tidur beradu
Sedang
menangis nenek tertawa
Melihat
kakek bermain gundu
Ø Pantun Nasihat
Pantun nasihat ialah suatu pantun yang berisikan mengenai
suatu nasihat, yang bertujuan untuk mendidik, dengan cara memberikan suatu
nasihat mengenai moral, budi perkerti, dan lain sebagainya.
Contoh :
Manis
jangan lekas ditelan
Pahit
jangan lekas dimuntahkan
Mati
semut karena manisan
Manis
itu bahaya makanan
Ø Pantun Agama
Pantun agama ialah sebuah pantun yang berisi petuah atau nasehat
yang bermakna sangat dalam sebagai sebuah pedoman dalam menjalani hidup.
Umumnya pantun agama ini isinya berupa kata-kata yang bisa mendorong seseorang
untuk selalu berbuat baik dan tidak melanggar aturan agama baik untuk
kepentingan diri sendiri maupun orang lain.
Contoh :
Banyak
bulan perkara bulan
Tidak
semulia bulan puasa
Banyak
tuhan perkara Tuhan
Tidak
semulia Allah Yang Esa
Ø Pantun Adat Istiadat
Pantun adat istiadat ialah sebuah pantun yang kental dengan nuansa
kebudayaan dan ada istiadat yang ada di tanah air.
Contoh :
Kancil
berlari mengejar rusa
Burung pipit memakan padi
Indah itu kepada bahasa
Martabat itu kepada budi
Burung pipit memakan padi
Indah itu kepada bahasa
Martabat itu kepada budi
Ø Pantun Teka-teki
Pantun teka-teki ialah suatu pantu yang berisikan suatu
teka teki, dan juga biasanya para pendengar atau juga pembaca akan
diberi kesempatan untuk dapat menjawab atau menerka teka-teki pantun itu.
Contoh :
Kalau hendak mengejar tupai
Jangan lupa membawa baki
Kalau anda memanglah pandai
Binatang apa tanduk di kaki?
Jawaban :
Lintah merah turun ke kali
Pergi ke sawah mencari ketan
Jawabannya mudah sekali
Itu adalah si ayam jantan
Ø Pantun Kiasan
Pantun kiasan ialah suatu pantun yang berisikan mengenai
suatu kiasan yang biasanya untuk menyampaikan suatu hal
secara tersirat.
Contoh :
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang di kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Ø Pantun Perkenalan
Pantun perkenalan adalah sebuah pantun remaja (orang muda) yang di
dalamnya berisi tentang perkenalan diri atau bertanya.
Contoh :
Burung
gelatik bagus warnanya
Hinggap di paku alangkah cantiknya
Gadis cantik siapa yang punya
Bolehkan aku tahu namanya?
Hinggap di paku alangkah cantiknya
Gadis cantik siapa yang punya
Bolehkan aku tahu namanya?
Ø Pantun Percintaan
Pantun percintaan ialah sebuah pantun remaja (orang muda) yang
isinya berhubungan dengan cinta atau asmara.
Contoh :
Layang
layang selayang pandang
putus
benang terbang melayang
tiap
waktu selalu terbayang
rasa
berdebar hinga tak tenang
Ø Pantun Perceraian
Pantun perceraian ialah sebuah pantun yang isinya mengenai
perpisahan. Suasana dalam pantun berceraian adalah kesedihan dan duka cita. Orang
yang saling mengasihi akan merasa sangat sedih bila berpisah dari orang-orang
yang dikasihinya. Terlebih bila perpisahan itu untuk selamanya.
Contoh :
Bagaimana
datang ke Malaka
Malaka berperang dengan Belanda
Bagaimana menanggung duka
Duka kepergian karena cinta
Malaka berperang dengan Belanda
Bagaimana menanggung duka
Duka kepergian karena cinta
Ø Pantun Bersuka-cita
Pantun bersuka cita adalah pantun anak-anak yang menceritakan
kegembiraan. Misalnya gembira karena dapat hadiah, bermain bersama teman, atau
gembira karena hal lainnya.
Contoh :
Kancil senang bila berkemah
Tendanya diberi air karomah
Kalau ayah pulang ke rumah
Selalu saja membawa hadiah
Ø Pantun Berduka-cita
Pantun duka cita adalah pantun yang menceritakan kondisi susah atau
sengsara. Misalnya susah karena hidup miskin, harus bekerja keras, ataupun
karena menjadi anak yatim piatu.
Contoh :
Sungguh harum bunga kamboja
Jika disiram tak pernah layu
Hati ini sungguh merana
Ditinggal ayah dan juga ibu
Ø Pantun Beriba-hati
Beriba hati artinya bersedih. Pantun beriba hati berbeda dari
pantun berduka cita. Pantun ini biasanya digunakan oleh orang dewasa.
Contoh :
Ada semangka
di atas batu,
Daunnya
terap gugur melayang.
Tidak
disangka jadi begitu,
Harapnya hati bukan kepalang
Ø Pantun Nasib
Pantun nasib adalah pantun yang menceritakan keadaan diri. Pantun
nasib biasanya menceritakan keadaan seseorang ketika berada di perantauan. Suku
Melayu biasa merantau dan berdagang ke tempat yang jauh dari kampung
halamannya. Mereka menceritakan rasa rindu, susahnya berdagang, atau sulitnya
mengadu nasib di negeri orang melalui pantun. Dan pantun tersebut disebut
pantun nasib.
Contoh :
Pohon randu bunga selasih
Bila berteman jangan bergaduh
Sangat rindu dengan kekasih
Sayang badan sangatlah jauh
Ø Pantun Pendidikan
Pantun pendidikan ialah sebuah pantun yang berisi tentang sesuatu
hal yang berkaitan dengan pendidikan dan sekolah atau ilmu pengetahuan.
Contoh :
Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid sejati banyak ilmunya
Bekal mengabdi nusa bangsa
Ø Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan ialah sebuah pantun yang berisi tentang
semangat kepahlawanan.
Contoh :
Apalah makna membawa parang
Jikalau tidak membawa belati
Apalah makna ke medan perang
Jikalau tidak berani mati
DAFTAR PUSTAKA
http://ketahuisiapamereka.blogspot.co.id/2010/10/macam-macam-pantun-dan-contohnya.html
https://pantunseribu.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-pantun-berdasarkan-isinya.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/03/penjelasan-dan-macam-macam-pantun-beserta-contohnya.html
http://www.kopi-ireng.com/2015/09/macam-macam-pantun.html
Demikianlah artikel tentang pantun yang meliputi pengertian pantun,
ciri-ciri pantun, dan jenis-jenis / macam-macam mantun beserta contohnya. Bila
anda ingin menambahkan contoh pantun lainnya, Silakan bisa ditulis lewat
komentar. Terima kasih...
0 comments:
Posting Komentar